JawaPos.com - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang mengusung konsep aerocity dinilai akan menjadi magnet perekonomian untuk Jawa Barat. Khususnya bagian Timur dan Utara.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Cirebon, Abdul Majid Ikram pada diskusi pengembangan BIJB di Kantor BI Cirebon, Selasa (14/8).
Ia menjelaskan, sejak dioperasikan BIJB tahap pertama, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pertumbuhan ekonomi di wilayah 3 Cirebon naik sebesar 0,12 persen. Angka tersebut belum menghitung apabila kawasan aerotropolis kawasan bandara sudah beroperasi.
Upaya menyambut manfaat peluang pertumbuhan ekonomi tersebut, menurutnya perlu melibatkan semua unsur pemangku kebijakan. Khususnya pemerintah daerah di sekitar wilayah BIJB.
Menurutnya, bandara internasional yang secara resmi baru diresmikan untuk penerbangan secara komersil tahun ini, bisa menjadi harapan baru tulang punggung perekonomian di wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan dan Kabupaten Indramayu.
"Harus ada dialog antar pelaku usaha dan pemerintah daerah setempat yang terlibat dengan Bandara Kertajati," ungkapnya.
Ia menilai, pengembangan kawasan aerotropolis di kawasan Bandara Kertajati merupakan pusat ekonomi. Sejauh ini, menurutnya pemerintah daerah di sekitar BIJB belum ada kesepahaman. Artinya, masing-masing daerah di Ciayumajakuning harus duduk bersama menyambut peluang tersebut.
Majid mengatakan, tahap pertama penerbangan komersil dengan satu rute tujuan sudah memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Apalagi, jika aktivitas bandara sudah mencapai skala ekonomis, maka akan memberikan dampak positif yang lebih besar.
Dia menjelaskan, salah satu kluster di Aerocity tersebut akan menjadi areal pergudangan antara akses masuk dan keluar barang. Lahan yang disiapkan oleh PT BIJB seluas 600 hektar tersebut, akan mampu mendatangkan pergerakan ekonomi dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari mancanegara.
"Apalagi jika logistic hub di BIJB sudah beroperasi. Maka, fungsi bandara bukan hanya angkutan orang saja, tetapi juga angkutan barang. Pusat ekonomi tumbuh di wilayah Cirebon," katanya.
(wiw/JPC)